Beranda | Artikel
Ramadhan dan Taubat Kepada Allah
Rabu, 5 April 2023

RAMADHAN DAN TAUBAT KEPADA ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, Yang Mengampuni dosa, menerima taubat, sangat berat siksa-Nya, pemilik kekuasaan. Tiada Ilah selain Dia Subhanahu wa Ta’ala, kepada-Nya lah tempat kembali. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah Subhanahu wa Ta’ala Yang Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang. Dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya bersifat sangat penyayang kepada kaum mukminin. Amma ba’du:

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَتُوبُوا إِلَى اللهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. [an-Nuur/24: 31]

Taubat bukan hanya untuk orang yang berdosa lagi melakukan kesalahan saja, bahkan ia berlaku umum di setiap orang beriman yang ingin mendapatkan keberuntungan di dunia dan akhirat.

Maka sesungguhnya di antara kebesaran nimat Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap hamba-Nya bahwa ia menjadikan pintu taubat terbuka bagi orang-orang yang bertaubat, menjadikannya sebagai fajar yang mulai bersamanya rihlah (perjalanan) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hati yang patah, air mata yang berlinang, keningnya tunduk dan lehernya merendah.

Dari Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

إنَّ الله تعالى يَبْسُطُ يدَه بالليلِ ليتوبَ مسيءُ النَّهارِ، ويَبْسُطُ يدَه بالنَّهارِ ليتوبَ مسيءُ الليلِ، حتى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala membuka tangan-Nya di malam hari agar bertaubat orang yang bersalah di siang hari, dan membuka tangan-Nya di siang hari agar bertaubat orang yang bersalah/berdosa di malam hari, hingga terbit matahari dari sebelah baratnya. (HR. Muslim: 4/2113. 2759).

Dan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

مَنْ تَابَ قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللهُ عَلَيْهِ

“Barangsiapa yang bertaubat sebelum terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima taubatnya.” (HR.Muslim: 4/2703, 2706).

Dan dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

إِنَّ اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima taubat hamba selama ruh belum sampai tenggorokan.” (HR: Ahmad 3/1532, 1330, at-Tirmidzi: 3537, dan dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib 3/218/3143 dan al-Misykaat: 2449, 2343).

Wahai saudaraku yang mulia, ketahuilah sesungguhnya bulan Ramadhan adalah kesempatan besar untuk bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kembali kepada-Nya, dan memperbaharui perjanjian bersama Pencipta-mu, dan janganlah engkau termasuk orang yang tertipu, dan yang demikian bahwa berlalu bulan Ramadhan dan engkau tidak mendapat ampunan –semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi kita dari hal itu-.

Dari Jabir bin Samurah Radhiyallahu anhu, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Jibril Alaihissallam datang kepadaku dan berkata, ‘Wahai Muhammad, barangsiapa yang menemui bulan Ramadhan lalu ia wafat dan tidak diampuni baginya, maka ia dimasukkan ke neraka, lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala menjauhkannya. Bacalah amin. Maka aku membaca ‘Amin’.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya, dan at-Thabrani dalam al-Kabir. Lihat: Shahih al-Jami’ 70).

Dan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

رَغِمَ أنفُ رجلٍ دخلَ علَيهِ رمضانُ ثمَّ انسلخَ قبلَ أن يُغفَرَ لَهُ

Merugilah seseorang yang bulan Ramadhan datang kepadanya kemudian pergi sebelum ia mendapat ampunan.” (HR. at-Tirmidzi 3545 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Irwa` (1/36) (6) dan al-Misykah (709).

Inilah bulan Ramadhan, bulan penuh berkah dan kebaikan. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberinya keutamaan yang banyak, perkara-perkara yang terpuji. Ia adalah bulan al-Qur`an, bulan kebaikan, bulan taubat dan penebus dosa dan kesalahan. Padanya diturunkan rahmat, diangkat derajat, dibukakan pintu-pintu surga padanya, ditutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggu syetan-syetan yang nakal.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ، فُتِحَتْ أبْوَاب الجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أبْوَابُ النَّارِ، وَصفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ

“Apabila telah tiba bulan Ramadhan dibukalah pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, dan syetan-syetan dibelenggu.”

Dan di dalam Shahih Muslim:

إِذَا كَانَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ

‘Dibukalah pintu-pintu rahmat, ditutup pintu-pintu neraka jahanam, dan syetan-syetan dibelenggu.” (HR. al-Bukhari 1898 dan Muslim 1079).

Wahai saudaraku yang tercinta, sungguh-sungguhlah dalam bertaubat, segeralah kembali. Maka tidak ada waktu istirahat bagi hamba kecuali di bawah pohon Thuba, dan tidak ada ketetapan bagi orang yang mencintai kecuali di hari tambahan (akhirat). Maka segeralah taubat dan berlari kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebelum dosa-dosa mematikanmu dan segala maksiat dan kesalahan membinasakanmu. Maka terjagalah dari kelalaianmu, sadarlah dari kelengahanmu. Hari-hari terus berlalu dan lewat. Maka janganlah engkau menjadi orang yang merugi dengan zuhudmu (tidak punya apa-apa) di surga yang penuh kenikmatan. Segeralah bertaubat dan menyesali terhadap dosa-dosa yang di mana lalu.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, pemimpin umat yang pertama dan terakhir, sedangkan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengampuni dosanya yang terdahulu dan yang akan datang, tidak pernah berhenti bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan meminta ampunan kepada-Nya beberapa kali setiap hari. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَاللهِ إني لأَسْتَغْفِرُ اللهَ وأَتُوبُ إليهِ في اليومِ أَكْثَرَ من سَبْعِينَ مَرَّةً

“Demi Allah, sesungguhnya meminta ampun dan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. al-Bukhari 6307).

Hendaklah menjadi suri tauladan dan panutan utama bagimu. Janganlah engkau menunda taubat, dan tinggalkannya darimu kata-kata ‘akan‘ dan kata-kata sejenisnya.

Benar,

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. [Ali Imran/3:185]

Wahai orang yang menyia-nyiakan harinya, sungguh engkau telah menyia-nyiakan kemarin. Engkau telah membunuh dirimu dengan perbuatan maksiat dan dosa, kembalilah kepada Tuhan-mu. Sesalilah kesalahanmu di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tumpahkanlah air mata dalam bertaubat. Rendahkanlah diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mintalah pengampunan dari-Nya niscaya engkau mendapat-Nya senang denganmu.

Dari Anas Radhiyallahu anhu, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

للَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ، سَقَطَ عَلَى بَعِيرِهِ، وَقَدْ أَضَلَّهُ فِي أَرْضِ فَلاَةٍ». وفي رواية: «لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ يَتُوبُ إِلَيْهِ، مِنْ أَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ فَلَاةٍ، فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ، فَأَيِسَ مِنْهَا، فَأَتَى شَجَرَةً، فَاضْطَجَعَ فِي ظِلِّهَا، وقَدْ أَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ، فَبَيْنَا هُوَ كَذَلِكَ إِذَا هُوَ بِهَا، قَائِمَةً عِنْدَهُ، فَأَخَذَ بِخِطَامِهَا، ثُمَّ قَالَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ: اللهُمَّ أَنْتَ عَبْدِي وَأَنَا رَبُّكَ! أَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَح

Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih senang dengan taubat hamba-Nya saat bertaubat kepada-Nya dari seseorang darimu yang berada di atas tunggangannya di padang pasir, lalu tunggangan hilang darinya, sedangkan di atasnya makanan dan minumannya, lalu ia merasa putus asa darinya. lalu ia mendatangi pohon, berbaring di bawah naungannya, sedangkan dia sudah merasa putus asa untuk mendapatkan tunggangannya. Maka saat dia dalam kondisi seperti itu, tiba-tiba ia (tunggangan) berdiri di sampingnya, ia pun memegang tali kekangnya kemudian berkata karena saking gembiranya: Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah rabbmu. Dia salah (berbicara) karena saking gembiranya.”(HR. al-Bukhari 6309 dan Muslim 2747 dan ini adalah lafazhnya).

Bagaimana pendapatmu, wahai hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala? Allah Subhanahu wa Ta’ala merasa senang denganmu saat engkau bertaubat dan kembali kepada-Nya. Sedangkan engkau, siapakah engkau? Engkau adalah seorang hamba yang miskin, hina, lemah yang tidak mempunyai daya dan upaya. Dan Dia, siapakah Dia? Dia adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala Raja semua raja, Penguasa langit dan bumi. Di tangan-Nya kerajaan segala sesuatu.

Maka, wahai saudaraku, janganlah engkau berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketahuilah, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni-Nya. Dan tidak ada hamba berdosa yang datang kepadanya kecuali Dia Subhanahu wa Ta’ala menerima taubatnya, Dia Maha Luas maaf-Nya, banyak ampunan, mengampuni dosa dan menerima taubat. Maha Suci Dia. Rahmat-Nya meluasai segala sesuatu.

Dari Anas Radhiyallahu anhu, ia berkata: ‘Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال الله تعالى : يَا ابْنَ آَدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فيك وَلا أُبَالِيْ، يَا ابْنَ آَدَمَ لَو بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ و لا أبالي، يَا ابْنَ آَدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لقِيْتَنِيْ لاَتُشْرِكُ بِيْ شَيْئَاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغفِرَةً

“Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Wahai keturunan Adam, sesungguhnya selalu engkau berdoa dan mengharap kepada-Ku niscaya Aku mengampuni segala dosa yang ada padamu dan Aku tidak perduli. Wahai keturunan Adam, jikalau dosamu mencapai puncak langi kemudian engkau meminta ampun kepada-Mu niscaya Aku mengampunimu dan aku tidak perduli. Wahai keturunan Adam, sungguh jika engkau datang dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau menemui Aku dalam kondisi tidak menyekutukan sesuatu dengan-Ku niscaya Aku mendatangimu dengan ampunan sepenuhnya. (HR. at-Tirmidzi dan dihasankan oleh al-Albani dalam ash-Shahihah (1/249-250) (127) dan al-Misykaah 4336).

Wahai saudaraku, wahai orang yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menerima taubatmu karena meninggalkan shalat, janganlah engkau lalai dalam menunaikannya setelah itu.

Wahai orang yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengampunimu karena mendengarkan musik-musik, menyaksikan film-film yang merusak, sinetron-sinetron yang tidak bernilai. Janganlah engkau kembali kepada dosa-dosa besar tersebut dan bencana yang besar.

Wahai orang yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan nikmat kepadamu dengan meninggalkan mengisap rokok dan yang keji lainnya, janganlah engkau kembali kepadanya di saat yang lain setelah Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkanmu dari kejahatannya dan dampak negatifnya yang mengerikan.

Wahai orang yang berpuasa dari yang dihalalkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadanya dan tidak puasa dari memakan riba yang diharamkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadanya dan memakan harta manusia dengan cara yang batil. Segeralah bertaubat sebelum hilangnya kesempatan.

Sebagai kesimpulan, saya katakan: saya memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa Ramadhan telah sampai kepadamu, memberi nikmat kepadamu dengan bertaubat dan meminta ampun. Dan saya memohon kepada-Nya ketetapan di atas kebenaran hingga wafat.

Dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu memberi rahmat dan kesejahteraan kepada nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

[Disalin dari  رمضان والتوبة إلى الله  Penulis : Tim Situs Islam Tanya Jawab, Penerjemah Team Indonesia, Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2009 – 1430]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/79771-ramadhan-dan-taubat-kepada-allah.html